Rumah sekaligus sanggar tari ini merupakan milik seorang seniman seni pertunjukan. Spesialisasi beliau adalah tari modern-kontemporer dan sulap-badut. Latar belakang inilah yang kemudian menjadi dasar dari perancangan rumah ini.
Sebagai rumah biasa ruangan yang tersedia adalah ruang tamu dengan mengoptimalkan teras, ruang serbaguna yang bisa difungsikan sebagai ruang makan atau ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur dan KM.
Sementara untuk mengakomodasi kebutuhan sebagai sanggar maka dibuatkan studio tari yang ditempatkan di lantai dua. Penempatan ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan luasan. Sementara untuk aksesnya dibuatkan tangga yang dapat dicapai langsung dari teras.
Sebagai pendukung terdapat juga tempat display kostum di lantai satu. Dan apabila tidak mencukupi (pada kenyataan dan akhirnya demikian) dimungkinkan untuk menggunakan lantai dua yang masih cukup luas.
Tata letak ruangan sendiri mengacu pada sketsa desain dari pemilik sendiri dengan beberapa kompromi dengan dasar keilmuan yang saya miliki. Beberapa ruang pada akhirnya sulit mendapatkan kondisi ideal. Seperti dalam kasus ini adalah kamar tidur kedua dan dapur.
Pemilihan material dan bahan sendiri mengacu pada permintaan pemilik untuk sesederhana mungkin demi menekan biaya. Selain itu pada perwujudannya nanti dalam bayangan pemilik akan dilakukan secara bertahap.
Pada akhirnya bentuk rancangan juga mengadopsi teknik yang juga sederhana. Bahan atap yang digunakan adalah fiber semen gelombang yang cukup murah. Konstruksinyapun saya buat sederhana dengan membuat desain dengan kemiringan satu arah dalam satu modul.
Sementara terkait dengan finishing dengan motif bulatan-bulatan ini saya adopsi juga dari sketsa ide si empunya rumah. Motif ini pada akhirnya mendorong saya untuk menyelaraskan desain bukaan KM sedemikian rupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar